MINYAK GOSOK CAP JEMPOL
I. FORMULA ASLI
Oleum cocos 60,0 ml
Oleum cajuputih 5,0 ml
Oleum citronellae 5,0 ml
Piperis folium 3,0 g
Zingiberis rhizome 2,0 g
Cucurma rhizome 2,0 g
Allium sativum 1,5 g
II. RANCANGAN FORMULA
Kode Produksi : iG1j07 No. Registrasi : POM TR 071600013 | Nama Produksi : Minyak Gosok Cap | Jumlah Produksi : 7 botol @ 100 ml | |||||
Tanggal produksi : | Tanggal formula : 26 – 06 – 2010 | ||||||
Kode | Bahan | Komposisi (%) Tiap botol | Tiap botol | Jumlah dalam Perbatch | |||
AS AC ZRO MKP MS OC | Alliun sativum Allium cepa Zingiber rhizome officinalis Minyak kayu putih Minyak sereh Oleum cocos | 1 % 5 % 1 % 10 % 5 % | 1,1 gram 5,5 gram 1,1 gram 11 ml 11 gram | 3,3 gram 16,5 gram 3,3 gram 33 ml 16,5 gram | |||
III. MASTER FORMULA
Nama Produk : Minyak Gosok Cap
Jumlah Produksi : 1 botol @ 100 ml
No. Registrasi : POM TR 1036006005
No. Batch : 201001
IV. ALASAN PENAMBAHAN BAHAN
1. Alium Cepa (Bawang Merah)
Digunakan untuk meradakan sakit perut dan karminativa, anti radang dan pembunuh bakteri, dapat mengencerkan dahak, menurunkan panas dan memudahkan pengeluaran angin.
2. Alium sativum (Bawang Putih)
Digunakan dalam sediaan minyak gosok hangat cap gemilang karena umbi bawang putih mempunyai banyak khasiat diantaranya sebagai antibakteri terhadap gram positif dan negative untuk meredakan sakit perut dan karminativa.
3. Zingiber Rhizoma officinalis
Digunakan dalam formula selain sebagai diafortika (peluruh keringat), juga sebagai pengaroma dan menimbulkan rasa pedas/panas yang diperlukan dalam sediaan formula. Dan dapat mengobati reumatik / encok, impoten, pegal, batuk , sakit pinggang, sakit kepala dan muntah-muntah.
(Farmakognosi jilid I, hal 25)
4. Oleum cajuputih (Minyak Kayu putih)
Minyak ini bermanfaat untuk meredam perut kembung, pelemas otot masuk angin, gatal – gatal serta memberikan rasa hangat pada tubuh. Dimana khasiat ini juaga diinginkan dalam sediaan minyak gosok cap Gemilang.
5. Minyak sereh
Digunakan sebagai zat tambahan
6. Oleum Cocos
Digunakan untuk mengurangi efek panas minyak kayu putih dan mencukupkan volume sedian.
Uraian Bahan
1. Allium cepa
Nama latin : Allium cepa
Nama umum : bawang merah
Nama daerah : bawang merah
Mikroskopik : Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak, mempunyai batang semu yang berbentuk dari pelepah daun, umbi terdiri dari anak bawang, terbungkus kulit tipis berwarna merah.
Kandungan kimia : Umbi lapisnya mengandung protein lemak, kalsium, fosfor besi, vitamin B1 dan vitamin C .
2. Bawang Putih (Farmakognosi, hal 38)
Nama latin : Ali sativa bulbus
Nama umum : Bawang Putih
Nama Daaerah : Lesum, Laluna, bawang hang (Sumatra), bawang
puteh, bawang pulak (kalimantan)wang bodas, bawang putih (jawa) lasuna kebo, pia moputih, lasuna mawira (Sulawesi)
Mikroskopik : Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak, mempunyai batang semu yang berbentuk dari pelepah daun, umbi terdiri dari anak bawang, terbungkus kulit tipis berwarna putih.
Kandungan kimia : protein, lemak, hidrat arang, vitamin C, fosfor, kalsium, sativine, selenium, awein.
3. Zingiberis Rhizoma (farmakognosi, hal 25)
Nama lain : Jahe
Keluarga : Zingiberaceae
Tanaman asal : Zingiber officinale (Roswe)
Zat berkhasiat : Pati, dammar, oleoresin, gingerin, minyak atsiri yang mengandung zingeron, zingiberol, borneol, kamfer, sincol dan felandren.
Penggunaan : Karmination, stimulans, diaforetka
Pemerian : Bau aromatic, rasa pedas.
Bagian yang digunakan : Akar tunggal yang sebagian kulitnya telah dikupas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
4. Minyak Kayu Putih
Nama resmi : Oleum cajupati
Sinonim : Minyak kayu putih
Pemerian : Cairan tidak berwarna, kuning atau hijau, bau khas, aromatic, rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol (80%) P. Jika disimpan lama kelarutan berkurang, mudah larut dalam etanol (90%) P.
Khasiat : Anti iritan, karminativum.
5. Minyak Sereh (FI III, hal 455)
Nama resmi : Oleum citronellae
Sinonim : Minyak sereh
Pemerian : Cairan pucat sampai kuning tua, bau khas enak.
Kelarutan : Kelarutan dalam etanol kocok 1 bagian volume dengan 4 bagian volume etanol (80%) P. Terjadi larutan jernih atau agak beropalesensi. Biarkan selama 24 jam pada suhu antara 200 hingga 300 tidak tampak butir – butir pada permukaan larutan.
Penyimpanan : Dalam wadah terisi penuh, tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
Khasiat : Zat tambahan
6. Minyak kelapa (FI III, hal 456)
Nama latin : Oleum cocos
Nama umum : Minyak kelapa
Nama daerah : Baku (Aceh), kelapa (Jawa), Kaluku (Makassar)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 2 bagian etanol (95%) P, pada suhu 60 0C, sangat mudah larut dalam kloroform eter P.
Kandungan : Ester gliserin dari oleat, stearat, palmitat, asam laurat, asam miritat, kaprilat.
Kegunaan : Untuk mengurangi efek panas minyak adas dan sebagai basis salep.
7. PERHITUNGAN BAHAN
a. Perhitungan tiap botol
Jumlah bahan yang dilebihkan 10% = x 100ml = 10 ml
= 10 + 100 ml = 110 ml
1. Alium cepa = 5% = x 110 ml = 5,5 gram
2. Alium Sativum = 1% = x 110 ml = 1,1 gram
3. Zingiber rhizome officinale = 1 % = x 110ml = 1,1 gram
4. Minyak sereh = 5 % = x 110 ml = 5,5 gram
5. Minyak kayu putih = 10 % = x 110ml = 11 ml
6. 0leum cocos ad 110 ml
b. Perhitungan perbatchs
1. Allium cepa 5 % = 5,5 gram x 3 botol
= 16,5 gram
2. Alium Sativum 1% = 1,1 gram x 3 botol
= 3,3 gram
3. Zingiber rhizome 1 % = 1,1 gram x 3 botol
officinale = 3,3 gram
4. Minyak sereh 5 % = 5,5 gram x 3 botol
= 16,5 gram
5. Minyak kayu putih 10 % = 11 ml x 3 botol
= 33 ml
6. Oleum cocos
7. CARA KERJA
1. Bahan – bahan segar dari bawang merah, zingiber officinale dipotong kecil – kecil sebelumnya dirajang terlebih dahulu dan ditimbang sesuai perhitungan.
2. Masukkan zingiber officinalle dalam gelas kimia berisi minyak kelapa. Di posisi lain, bawang merah dan bawang putih dipanci stenlis, masak hingga berbau harum lalu diperas.
3. Masukkan gelas kimia tersebut ke dalam penangas air yang berisi air, dipanaskan selama 15 menit. Lalu tambahkan dengan perasan campuran bawang merah tadi.
4. Setelaah halus, dicampur dengan minyak kayu putih lalu diaduk hingga homogen. Sediaan (3) dicampur dengan sediaan (5), lalu ditambahkan Propil paraben kemudian diaduk 15 menit hingga homogen.
5. Sediaan (5) disaring dan dicukupkan volumenya hingga 100 ml.
6. Sediaan tadi kemudian dimasukkan ke dalam botol lalu diberi etiket.
ETIKET
MINYAK GOSOK CAP JEMPOL 3 BOTOL @ 100 ml |
Komposisi : Tiap 100 ml mengandung Allium cepa 5 % Allium Sativum 1% Oleum cajuputih 10 % Zingiber rhizome 1 % Minyak sereh 5% Nature E Oleum cocos ad 100 ml Cara Penggunaan : Tuangkan minyak gosok secukupnya pada telapak tangan, kemudian usapkan secara merata pada tubuh bagian luar yang terasa gatal, memar atau infeksi. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. No. Reg : POM TR 1036006005 No. Batch : 2001001 Exp date : KOCOK DAHULU UNTUK PEMAKAIAN LUAR |
PT. STIFA FARMA PELITA MAS PALU – INDONESIA |
BROSUR
MINYAK GOSOK CAP JEMPOL 3 BOTOL @ 100 ml |
Komposis : Tiap 100 ml mengandung Allium cepa 5 % Alium Sativum 1 % Oleum cajuputih 10 % Zingiber rhizome 1 % Minyak sereh 5% Nature E Oleum cocos ad 100 ml Indikasi : 1. Dapat meredakan gatal – gatal pada bagian tubuh 2. Sebagai anti bakteri dan anti iritan 3. Memberikan efek hangat pada kulit 4. Sebagai anti infeksi Cara penggunaan : Tuangkan minyak gosok secukupnya pada telapak tangan, kemudian usapkan secara merata pada tubuh bagian luar yang terasa gatal, memar atau infeksi. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. No. Reg : POM TR 1036006005 No. batch : 201001 Exp date : UNTUK PEMAKAIAN LUAR |
PT. STIFA FARMA PELITA MAS PALU – INDONESIA |
JURNAL OBAT TRADISIONAL
MINYAK GOSOK CAP JEMPOL
OLEH :
KELOMPOK VIII
ANGGOTA :
YUSTIN DONDAN
WAHYUNI W. UDI
YUNILSI PASAK
RISKA
UMMI KALSUM
SRI DEVI
DIANA NASUTION
MUH. NUR
MELKY PENGEU
CHERY SETIAWAN
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI DAN PENGETAHUAN ALAM
( STIFA PM )
PALU
2010
Daftar Pustaka
1. Kusuma , W. H, 1998. “Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia”, jilid IV. Pustaka Kartini.
2. Tjitrosoepomo, G. 1994. “Taksonomi Tumbuhan Obat – obatan”. Cetakan I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
3. Dirjen POM. 1979. “Farmakope Indonesia”. Edisi II. Depkes RI. Jakarta.
4. Mursito, B. 2001. “Sehat di Usia Lanjut”. Penebar Swadaya. Jakarta.
5. Arthur H. 1993. “Hand Book of Pharmaceutical Exipients”. America Pharmaceutical Association. Washington DC. USA.
6. Anonim. 1972. “Formularium Indonesia”. Edisi II. Depkes RI. Jakarta.